Sabtu, 11 April 2009

KUMPULAN DOA HARIAN

Temen-temen kita belajar membaca dan menghafal doa-doa harian yuk, karena menurut Bapak/Ibu Guru di sekolah dan di tempat mengaji kami juga Ayah dan Mama berdoa itu sangat baik tujuannya untuk kita semua, diantaranya:

  • Membiasakan kepada diri kita untuk suka berdoa sebelum memulai kegiatan.
  • Menanamkan sikap selalu ingat kepada Allah setiap melakukan kegiatan.
  • Melatih disiplin diri kita.
Sekarang...yuk kita coba mempelajari dan menghafalkannya....

1. Do'a Sebelum Tidur

"Bismikallaahumma ahyaa wa amuut"
Artinya : "Dengan nama-Mu yaa Allah, hidupku dan matiku"

2. Do'a Ketika Bangun Tidur

"Alhamdu lillahil-ladzi ahyaanaa ba'da maa amaatana wailaihin - nusyuur"
Artinya : "Segala Puji bagi Allah yang menghidupkan kami sesudah mati/tidur kami, dan kepada-Nya kami kembali"

3. Do'a Ketika Mimpi Baik

"Alhamdulillahil-ladzii qadlaa haajati"
Artinya : "Segala puji bagi Allah yang telah memberi hajatku"

4. Do'a Ketika Mimpi Buruk

"Allahumma inni a''uuzu bika min 'amalisysyaithaani wa sayyiaatil ahlaami"
Artinya : "Yaa Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatan setan dari mimpi-mimpi yang buruk"

5. Doa Untuk Kedua Orangtua
RABBIGFIRLII WALIWAALIDAYAA WAR HAMHUMAA KAMAA RABBAYANII SHAGIIRA
Artinya :
* Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku di waktu kecil.


6. Do'a Sebelum Masuk WC

"Bismillahi, Allaahhumma innii a'uudzu bika Minal khubutsi wal khabaaitsi"
Artinya : "Dengan nama Allah. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan para setan"

7. Do'a Setelah keluar WC

"Alhamdu lillahil-ladzii adz-haba maa yu'dziannii wa abqaa fiyya maa tanfa'unii"
Artinya : "Segala Puji bagi Allah yang telah menghilangkan apa yang menyakitkan aku dan menyisakan apa yang bermanfaat bagiku."

8. Do'a Hendak Berpakaian

"Bismillahari rahmaanir rahim. Allaahumma inni as-asluka min khairihi wa khairi maa huwalahu wa a'uudzu bika min syarrihi wa syarri maa humalahu"
Artinya : "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Yaa Allah, aku memohon kepada-Mu dari kebaikan pakaian ini, dan kebaikan sesuatu yang ada dipakaian ini. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan pakaian ini dan sesuatu yang ada dipakaian ini"

9. Do'a Ketika bercermin

"Al hamdulillaahil ladzi sawwaa khalqi fa'adda=lahu wa karramahu shurata wajhi fa nahaa wa ja'alani minal muslimin"
Artinya : "Segala puji bagi Allah yang menyempurnakan kejadiaanku dan memperindah dan memuliakan rupaku lalu membaguskannya dan menjadikan aku muslim"

10. Do'a Sebelum Makan

"Allahumma baarik llanaa fiima razaqtanaa waqinaa adzaa ban-naar"
Artinya : "Yaa Allah, berkatilah rezeki yang engkau berikan kepada kami, dan peliharalah kami dari siksa api neraka"

11. Do'a Sesudah Makan

"Alhamdu lillahhil-ladzi ath-amanaa wa saqaana waja'alanaa muslimiin"
Artinya : "Segala puji bagi Allah yang memberi kami makan dan minum serta menjadikan kami memeluk agama islam"

12. Do'a Keluar Rumah

"Bismillahi tawakkaltu 'alallah wa laa haula walaa quwwata illaa billaahi"
Artinya : "Dengan nama Allah aku berserah diri kepada-Nya, dan tiada upaya kecuali dengan pertolongan Allah"


13. Do'a Berpergiaan

"Allahumma hawwin 'alainaa safaranaa hadzaa wathwi annaa bu'dahuu, Allahumma antashshaahibu fis-safari wal khaliifatu fil ahli"
Artinya : "Ya Allah, mudahkanlah kami berpergian ini, dan dekatkanlah kejauhannya. Ya Allah yang menemani dalam berpergian, dan Engkau pula yang melindungi keluarga"

14. Do'a Naik Kendaraan Darat

"Subhaanal ladzi sakhkhara lanaa haadzaa wamaa kunnaa lahu muqrinina wa innaa ilaa rabbinaa lamunqalibuuna"
Artinya : "Maha suci Tuhan yang memudahkan ini kendaraan bagi kami, sedangkan kami tiba bisa memudahkan kepada-Nya, dan kepada Allah kami kembali"

15. Do'a Naik Kendaraan Laut

"Bismillaahi majraahaa wa mursaahaa innaa rabbi laghafuurur rahimu"
Artinya : "Dengan nama Allah, yang menjalankan kendaraan ini berlayar dan berlabuh, sesungguhnya Tuhanku Pemaaf lagi Pengasih"

16. Tiba ditempat Tujuan

"Al hamdulillaahil ladzi salamani walladzi aawani wal ladzi jama'asy syamla bi"
Artinya : "Segala puji bagi Allah, yang telah menyelamatkan akau dan yang telah melindungiku dan yang mengumpulkankanku dengan keluargaku"

17. Do'a Hendak Masuk Rumah

"Allaahumma inni as-aluka khairal-muulaji wa khairal mukhroji bismillahi walajnaa wa bismillahi kharajnaa wa-alallaahi rabbina tawak-kalnaa"
Artinya : "Yaa Allah, aku minta kepada-Mu baiknya runah yang kumasuki dan rumah yang kutinggalkan. Dengan nama Allah kami masuk rumah, dengan nama Allah aku keluar rumah, serta kepada-Nya aku berserah diri"

18. Do'a Melepas Pakaian

"Bismillaahiiladzi laa illaaha ilallahuu"
Artinya : "Dengan nama Allah yang tiada tuhan selain-Nya"

19.Doa Kebahagiaan Dunia Akhirat
RABBANAA AATINAA FID DUN-YA HASANATAN WA FIL AAKHIROTI HASANATAN WA QINAA ADZAABANNAR
Artinya:
Wahai Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat serta peliharalah kami dari siksa api neraka

CERITA ANAK ISLAMI

~ ANWAR DAN SANG BURUNG KECIL ~

Ketika Anwar sedang berjalan pulang dari sekolah, hujan mulai turun sangat lebat. Setelah makan malam, sebelum memulai pekerjaan rumahnya, dia bertanya kepada ibunya apakah dia boleh melihat hujan dulu sebentar. Ibu bilang bahwa Anwar boleh melihatnya sebentar saja. Anwar melihat ke jendela dan mulai memperhatikan hujan yang turun di luar. Ada orang berjalan di jalanan dengan memakai payung, dan yang tidak mempunyai payung merapatkan diri mereka ke bangunan. Tak lama kemudian, gumpalan hujan mulai terbentuk di mana-mana. Mobil yang lewat memuncratkan air ke sisi jalan dan orang berlarian dari pemberhentian agar tidak kebasahan. Anwar berpikir betapa menyenangkannya berada di dalam rumah dan dia harus lebih bersyukur kepada Allah Yang telah memberinya makanan dan rumah yang hangat untuk tinggal. Pada saat itu juga, seekor burung jelatik hinggap di bingkai jendela. Anwar berpikir bahwa burung malang itu pasti sedang mencari tempat berteduh dari hujan, dan dia segera membuka jendela.

“Hai, namaku Anwar,” katanya. “Kamu boleh masuk kalau kamu mau.”

“Terima kasih, Anwar,” kata sang burung kecil. “Aku ingin menunggu di dalam sampai hujan reda.”

“Kamu pasti kedinginan di luar sana,” Anwar ikut merasakan “Aku belum pernah melihat burung sedekat ini sebelumnya. Lihat betapa tipisnya kakimu! Bagaimana kakimu dapat menahan badanmu hingga tegak?”

“Kamu benar, Anwar,” sang jelatik setuju. “Kami burung memiliki kaki yang tipis dibanding tubuh kami. Namun, biarpun demikian, kaki-kaki tersebut mampu menahan tubuh kami dengan sangat mudah. Ada banyak otot, pembuluh darah dan syaraf didalamnya. Bila kaki kami lebih tipis atau lebih tebal lagi, akan sulit bagi kami untuk terbang.”

“Terbang pasti rasanya sangat menakjubkan,” pikir Anwar. “sayapmu terlalu tipis, juga, namun kalian masih dapat terbang dengannya. Jadi, bagaimana kamu dapat terbang sedemikian jauhnya tanpa merasa lelah?”

“Saat pertama kali kami terbang, kami menggunakan banyak sekali tenaga karena kami harus mendukung berat badan kami pada sayap kami yang tipis,” mulai sang jelatik. “Namun begitu kami di udara, kami menjadi santai dengan mebiarkan tubuh kami terbawa angin. Jadi, karena kami menghabiskan lebih sedikit tenaga dengan cara ini, kami tidak menjadi lelah. Saat angin berhenti bertiup, kami mulai mengepakkan sayap kami lagi. Karena kelebihan yang telah Allah ciptakan untuk kami, kami dapat terbang dalam jarak yang sangat jauh.”

Anwar kemudian bertanya, “Bagaimana kamu dapat melihat sekelilingmu saat sedang terbang?”

Sang jelatik menjelaskan: “Organ indera terbaik kami adalah mata kami. Selain memberikan kemampuan untuk terbang, Allah juga memberikan kami indera penglihatan yang sangat hebat. Jika kami tidak memiliki indera penglihatan bersamaan dengan kemampuan ajaib kami untuk bisa terbang, hal itu sangatlah berbahaya bagi kami. Kami dapat melihat benda yang sangat jauh dengan lebih jelas daripada manusia, dan kami memiliki jangkauan penglihatan yang luas. jadi begitu kami melihat bahaya di depan, kami dapat menyesuaikan arah dan kecepatan terbang kami. Kami tidak dapat memutar mata kami seperti manusia karena mata kami diletakkan pada pencengkramnya. namun kami dapat menggerakkan kepala kami berputar dengan cepat untuk memperluas wilayah penglihatan kami.”

Anwar mengerti: “Jadi, itulah mengapa burung selalu menggerakkan kepala mereka: untuk melihat ke sekeliling mereka. Apakah semua mata burung seperti itu?”

“Burung hantu dan burung-burung malam hari lainnya memiliki mata yang sangat lebar,” sang jelatik melanjutkan. “Berkat sel khusus dalam mata mereka, mereka dapat melihat dalam keremangan. Karenanya, burung hantu dapat melihat dengan sangat baik untuk berburu di malam hari. Ada juga jenis burung yang disebut burung air; Allah menciptakan mereka agar mereka dapt melihat dengan sangat baik di dalam air. Mereka mencelupkan kepala mereka ke dalam air dan menangkap serangga atau ikan. Allah menciptakan kemampuan ini dalam burung-burung ini agar mereka dapat melihat dengan jelas di dalam air dan menangkap mangsa mereka.”

“Tidak semua paruh burung sama, nampaknya. Mengapa demikian?” Anwar bertanya.

“Allah menciptakan berbagai jenis paruh yang berbeda untuk burung yang berbeda untuk melakukan pekerjaan yang berbeda,” demikian jawabannya. “Paruh kamu sesuai dengan sempurna terhadap lingkungan di mana kami tinggal. Ulat dan cacing sangat lezat bagi kami para burung pemangsa serangga. dengan paruh kami yang tipis dan tajam, kami dapat dengan mudah mengambil ulat dan cacing dari bawah daun pohon. Burung pemakan ikan biasanya memiliki paruh yang panjang dengan bentuk seperti sendok pada ujungnya untuk menangkap ikan dengan mudah. Dan burung yang makan dari tumbuhan memiliki paruh yang membuat mereka dapat makan dengan mudah dari jenis tumbuhan yang mereka sukai. Allah telah menyediakan dengan sempurna untuk setiap makhluk di Bumi dengan memberikannya kemampuan yang dia butuhkan.”

Anwar punya pertanyaan lain untuk sang jelatik: “Kamu tidak mempunyai telinga seperti yang aku punya, namun kamu masih dapat mendengarkan aku dengan sangat baik. Bagaimana bisa?”

“Indera pendengaran sangatlah penting bagi kami para burung. Kami menggunakannya untuk berburu dan saling memperingatkan akan adanya kemungkinan bahaya sehingga kami dapat melindungi diri kami. Sebagian burung memiliki gendang pendengaran yang membuat mereka mampu mendengar suara yang paling kecil. Pendengaran burung hantu sangat peka akan suara. Burung Hantu dapat mendengar tingkat suara yang tidak dapat didengar manusia,” sang jelatik memberitahukannya.

Anwar kemudian bertanya: “Kalian para burung berkicau dengan sangat merdu. Aku senang mendengarkan kalian. Untuk apa kalian menggunakan suara kalian?”

Sang burung mengangguk: “Sebagian dari kami memiliki kicauan yang berbeda untuk mengusir musuh kami. Terkadang kami membuat sarang kami di dalam lubang pada batang pohon, dan ketika musuh mencoba masuk, kami mendesis layaknya ular. Penyusup tersebut berpikir bahwa ada ular di dalam sarang itu, sehingga kami dapat melindungi sarang kami.”

“Apa lagi yang kalian lakukan untuk melindungi sarang kalian dari musuh?” Anwar ingin tahu.

“Kami membangun banyak sarang tipuan untuk menyesatkan musuh kami,” kata sang burung. “Dengan cara ini kami membuat para penyusup tersesat dan melindungi sarang dan telur kami yang telah kami sembunyikan di daerah tersebut. Untuk melindungi sarang kami dari ular berbisa, kami menutupi jalan masuk dan membuatnya sangat berliku-liku. Kewaspadaan lainnya adalah membangun sarang pada pohon yang cabangnya berduri.”

Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman.
(QS. an-Nahl, 16:79)

“Bagaimanakah sebagian burung dapat berenang dalam air? dan mengapa tidak semua burung dapat berenang?” Anwar bertanya pada temannya.

Sang jelatik menjawab: “Allah telah menciptakan sebagian dari kami dengan kemampuan untuk berenang. Dia telah memberikan mereka kaki berselaput jala agar mereka mampu berenang saat masuk ke dalam air. Sebagian lain dari kami memiliki jari tipis tanpa jala. jadi, selain burung air, burung tak dapat berenang.”

“Sama seperti sepatu renang!” Anwar berseru. “Saat aku berenang dengan memakai sepatu renang, aku dapat berenang dengan jauh lebih cepat.”

“Ada beberapa burung yang telah memiliki sepatu renang ini sejak lahir,” kata sang burung.

Saat Anwar dan sang burung sedang berbincang-bincang, ibunya menyuruh Anwar untuk masuk ke kamarnya dan mengerjakan pekerjaan rumahnya. Pada saat bersamaan, hujan pun telah reda.

Anwar berkata pada temannya: “Sekarang aku harus masuk ke kamarku dan mengerjakan pekerjaan rumahku. Besok aku akan bercerita kepada teman-temanku tentang kemampuan istimewamu, dan bagaimana Allah telah menciptakan kamu dan makhluk lainnya melalui karya seni kreatif yang sedemikian sempurna.”

“Hujan telah reda, jadi aku dapat kembali ke sarangku,” jawab sang jelatik. “Terima kasih telah membawa aku masuk, Anwar. Saat kau menceritakan temanmu tentang kami, Bisakah kamu sampaikan juga kepada mereka untuk peduli kepada kami dan jangan melemparkan batu kepada kami atau kepada makhluk lainnya?”

“Ya, tentu saja aku akan menyampaikannya kepada mereka,” Anwar setuju. “Semoga Allah melindungimu.” Anwar membuka jendela dan sang burung segera terbang, melayang menembus udara. Anwar memikirkan kesempurnaan dalam ciptaan Allah dan duduk mengerjakan pekerjaan rumahnya.




Sumber: Cerita Untuk Anak Cerdas



~ KARIM DAN KAKEK HASSAN ~


Karim sedang melihat ke jendela, sudah tidak sabar menunggu kakeknya. Sangat menyenangkan menghabiskan waktu bersama Kakek Hassan. Akhirnya, kakeknya tiba. Karin berlari dengan gembira ke arah pintu dan memeluknya. Seperti yang dia harapkan, kakeknya telah membawakannya sebuah hadiah—mainan kesukaannya dan beberapa buku bergambar. Kakek Hassan senang melihat cucunya sangat gembira. Dia berkata: “Hari ini, kakek harus mengerjakan sesuatu di luar kota, kamu mau ikut dengan kakek? Kita dapat menikmati perjalanan di luar bersama-sama.”

Karim dengan gembira menerimanya maka pergilah mereka. Mereka pun meninggalkan kota, dan Karim sangat menikmati perjalanan kejutan ini.

“Udaranya sangat luar biasa,” dia bernafas dalam-dalam. “Hari ini kita mengisi paru-paru kita dengan udara sejuk ini. Karim berharap udara selalu seperti ini di dalam kota.”

“Itu akan sedikit sulit, Karim,” jawab kakeknya, “karena buangan mobil, asap dari cerobong, terlebih di musim dingin, dan langkanya pepohonan dan tumbuhan mencegah udara di kota dari menjadi bersih.”

Karim merenung sejenak: “Karim mengerti mengenai asap, tapi Karim belum begitu mengerti apa kaitannya tumbuhan dengan ini. Pohon gunanya untuk menghasilkan buah dan memperindah kota, bukan?”

“Ya,” jawab Kakek Hassan, “Pohon dapat melakukan itu semua; namun mungkin yang terpenting adalah, pohon juga membersihkan udara. Pohon bernafas dengan cara yang sebaliknya dari makhluk hidup lainnya. Manusia dan hewan mengambil oksigen dari udara, dan setelah menggunakannya dalam tubuh mereka, mereka menghembuskan udara yang telah dipakai sebagai karbon dioksida. Namun tumbuhan melakukan hal yang sebaliknya: tumbuhan mengambil karbon dioksida dan melepaskan oksigen, yang dengan demikian tumbuhan membersihkan udara. Ada sifat mengagumkan lainnya dari tumbuhan, Karim, dan Allah-lah, Yang Mahabijaksana, Yang telah menciptakan semgalanya. Bila kamu mau, kakek bisa menceritakan apa yang kakek ketahui mengenai tumbuhan.”

“Ya, silakan, Kakek; Karim ingin mendengarnya!” jerit Karim dengan gembira.

Kakek Hassan mengambil nafas dalam-dalam dan memulai, “Tumbuhan bernafas dalam sebuah proses yang disebut fotosintesis.”

“Apakah fotosintesis itu?” Karim memotong pembicaraan.

“Kakek akan mencoba menjelaskannya kepadamu,” kata kakeknya, “tapi itu tidak akan mudah karena sangat sulit dan rumit. Bahkan para ilmuwan masih mencoba untuk memahami proses ini sepenuhnya.”

Karim berpikir sejenak: “Jadi, tumbuhan bertahan hidup melalui sebuah proses yang para ilmuwan sedang mencoba memahaminya. Saat kakek menyebut ‘proses’ Karim berpikir mengenai operasi matematika dan rumus-rumus. Bahkan kami menganggap terkadang matematika sulit untuk dipelajari, namun tumbuhan, yang tidak memiliki pikiran atau tubuh seperti yang kita miliki, dapat melakukannya. Ini sebuah keajaiban!”

Kakek Hassan tersenyum: “Ya, itu benar-benar sebuah keajaiban. Dari sejak tumbuhan diciptakan, tumbuhan telah melaksanakan proses ini tanpa masalah. Di mana saja tumbuhan hijau berada, itu artinya di sana terdapat sebuah pabrik yang menghasilkan gula dari karbon dioksida dan air dengan menggunakan tenaga matahari. Walaupun kurang kita perhatikan, bayam yang kita makan, sayuran kol dalam selada kita dan bunga ivy di rumah kita selalu dalam kegiatan yang menghasilkan untuk kita. Ini adalah hasil dari kasih sayang Allah Yang Mahakuasa, dengan pengetahuan-Nya yang mahatinggi, miliki untuk manusia. Dia telah menciptakan tumbuhan demi kepentingan manusia dan seluruh hewan. Proses yang tanpa cacat ini, yang bahkan teknologi masa kini pun tidak dapat memahami sepenuhnya, telah digunakan oleh dedaunan selama jutaan tahun. Dalam Al Qur'an, Allah memberitahukan kita bahwa seorang manusia tidak dapat menciptakan sebuah pohon pun dari ketiadaan:

Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu kebun-kebun yang berpemandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon-pohonnya?… (QS. an-Naml, 27:60)

Karim terkagum-kagum dengan tanaman yang dapat bernafas melalui proses kimia istimewa yang disebut fotosintesis ini.

“Jadi, bagaimana proses ini terjadi?,” dia ingin tahu. Sementara dia sedang memikirkan mengenai hal ini, kakeknya melanjutkan ceritanya: “Dengan menggunakan tanah, udara dan matahari, sel tumbuhan yang tidak memiliki kesadaran mengambil sejumlah mineral dan air dari dalam tanah dan menghasilkan makanan untuk manusia. Dengan tenaga yang tumbuhan ambil dari matahari, tumbuhan mengurai bahan-bahan ini dan kemudian mengumpulkannya kembali untuk menghasilkan makanan. Ini hanyalah garis besar dari proses tersebut, namun dalam tiap tahapan kamu akan dapat melihat bahwa terdapat sebuah rencana yang sengaja dan pintar. Jelaslah bahwa tujuan dari sistem operasi yang menakjubkan ini adalah untuk menyediakan sumber kehidupan yang dirancang demi kepentingan manusia.”

“Jadi, apakah yang dilakukan oleh daun?” tanya Karim.

Kakek Hassan melanjutkan: “Kamu tahu mikroskop yang kamu miliki di laboratorium sekolah untuk meniliti banyak hal?… ketahuilah, jika kita akan meneliti sehelai daun dari dekat di bawah sebuah mikroskop yang sangat canggih, kita akan sekali lagi melihat kedahsyatan karya seni kreatif Allah. Terdapat sebuah sistem produksi sempurna dalam tiap-tiap daun. Untuk memahami sistem ini secara lebih baik, kita dapat membandingkan apa yang terjadi dalam daun dengan perabotan yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Saat kita memperbesar unsur-unsur dalam sehelai daun, kita melihat sebuah pabrik makanan yang berproduksi secara otomatis dan teratur dengan pipa-pipa yang bekerja terus-menerus, ruangan yang dibangun untuk proses khusus, katup yang bekerja seperti kuali masak bertekanan tinggi dan tombol yang tak terhitung jumlahnya sedang mengendalikan ribuan proses. Dan jika kita melihat secara lebih teliti, kita melihat penghitung waktu, pengukur suhu, pengatur kelembaban, tata cara pengendalian panas dan sistem umpan balik yang diletakkan pada titik-titik tertentu.”


Karim berpikir sejenak: “Menakjubkan sekali bahwa semua itu terjadi dalam sehelai daun kecil dan bekerja tanpa masalah.”

“Allah lah, Karim, Yang memasukkan dan merancang sistem luar biasa ini,” Kakek Hassan mengingatkan cucunya. “Dengan izin Allah, setiap daun di dunia telah memiliki sistem luar biasa ini. Jangan sampai kau lupakan itu.”

Sambil mendengarkan Kakek Hassan, Karim melihat sebuah pohon yang sangat besar, dan sebuah masalah muncul untuknya. Dia mulai bertanya-tanya bagaimana sebuah pohon dapat bertahan hidup tanpa menyelesaikan masalah itu. Dia segera bertanya kepada kakeknya: “Kakek, pohon sangatlah tinggi. Bagaimana pohon mengambil air dan makanan dari dalam tanah? Lihatlah pohon itu! Tinggi sekali, tapi daun di puncaknya tetap sangat hijau.”

Kakek Hassan mengangguk: “Ingatkah kamu? Beberapa waktu lalu Kakek membandingkan daun dengan pabrik; marilah kita membuat perbandingan yang sama lagi. Pikirkanlah sebuah jalur pipa dengan pembungkus seperti jaring-jaring di seluruh bagiannya; jalur pipa tersebut memastikan bahwa bahan mentah sampai ke unit-unit produksi dan produk yang dihasilkan dari unit-unit ini disalurkan dalam cairan seperti sirup yang dihasilkan di dalam daun ke daerah lain sehingga seluruh bagian dalam pohon mendapatkan makanan. Saluran ini diperuntukkan tidak hanya untuk mengangkut cairan penting ini; saluran ini juga membangun sistem rangka pohon dan daunnya. Dalam bangunan yang dibangun manusia, unsur yang menahan bangunan agar tetap tegak (besi beton dan penopang) dan sistem pengairan dibangun secara terpisah. Merupakan rancangan yang menakjubkan bahwa, dalam hal tumbuhan, kedua hal tersebut terjadi pada tempat dan saat yang bersamaan.”

Karim berpikir: “Ini merupakan sistem yang menakjubkan. Karim ingin tahu… ini bagaikan ada kalender atau jam yang tersembunyi di dalam tumbuhan sehingga tumbuhan dapat melakuka hal yang sama setiap saat tanpa kebingungan. Misalnya, setiap musim semi bunga bermekaran dan setiap musim gugur, daun berjatuhan dari pohon. Bagaimana itu bisa terjadi, Kakek?”

“Ilmuwan menyebut ini jam biologis,” kakeknya menjelaskan. “Jam yang membuat penyesuaian waktu untuk tumbuhan menghitung sampai seberapa lama cahaya matahari jatuh ke daun. Jam biologis ini menghitung rentang waktu secara berbeda-beda untuk tiap tumbuhan. Misalnya, sebagai hasil dari percobaan yang dilakukan pada kacang kedelai, kita tahu bahwa tumbuhan mekar setiap tahun pada waktu yang bersamaan, tak peduli kapan pun tumbuhan tersebut ditanam. Pastilah Allah Yang membuat penyesuaian waktu dalam tumbuh-tumbuhan.”

Kakek Hassan dan cucunya berhenti di perkebunan di tepi jalan. Setelah mendapat izin dari pemiliknya, mereka mengambil beberapa plum, mencucinya dengan cermat dan mulai memakannya. Plum itu sangat lezat. Kakek Hassan berkata, “Tahukah kamu, Karim, bahwa tenaga yang tumbuhan berikan kepada kita sebenarnya berasal dari matahari?”

Karim terkejut: “Bagaimana maksud kakek?” dia bertanya, “Saat kita memakan plum ini, apakah kita sebenarnya sedang memakan matahari?”

Kakek Hassan tersenyum: “Sebenarnya kita memakan matahari, tetapi secara tidak langsung. Kita semua tahu bahwa sumber tenaga utama di bumi adalah matahari. Namun manusia dan hewan tidak menggunakan tenaga ini secara langsung, karena kita tidak memiliki sistem yang tepat. Kamu tahu bagaimana kita menggunakannya? Manusia dan hewan hanya dapat memperoleh tenaga yang siap guna dari zat makanan yang dihasilkan tumbuhan. Tenaga yang kita gunakan sebenarnya adalah tenaga matahari yang diberikan kepada kita oleh tumbuhan. Misalnya, saat kita menghirup teh kita sebenarnya menghirup tenaga dari matahari; saat kita mengunyah sepotong roti, sebenarnya terdapat potongan energi matahari di sela-sela gigi kita. Kekuatan dalam otot kita sebenarnya adalah bentuk lain dari tenaga matahari. Karena tenaga ini, kamu dapat berlari dan bermain, Jadi bagaimana tumbuhan mengatur ini? Tumbuhan melakukan beberapa kegiatan rumit agar dapat memberikan tenaga matahari untuk kita. Apa yang membuat tumbuhan menghasilkan makanan mereka sendiri dan memisahkan tumbuhan dari makhluk hidup lainnya adalah bahwa sel tumbuhan berbeda dari sel manusia dan hewan; tumbuhan memiliki susunan dalam selnya yang membuat tumbuhan mampu menggunakan tenaga matahari secara langsung. Melalui bantuan susunan ini, tumbuhan mengubah tenaga matahari ke dalam bentuk yang manusia dan hewan dapat gunakan sebagai makanan, dan tumbuhan menyimpan tenaga ini dalam makanan dengan menggunakan rumus khusus yang tersembunyi.”

“Itu menakjubkan!” seru Karim, bergembira: “Allah telah menciptakan segalanya untuk kepentingan manusia!”

Kakek Hassan setuju: “Maka, kita harus memikirkan semua ini dan bersyukur kepada Allah bahwa Dia telah memberikan begitu banyak nikmat. Allah berfirman kepada kita dalam Al Qur'an bahwa kita harus bersyukur kepada-Nya:

Supaya mereka dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah mereka tidak bersyukur?
(QS. Ya Sin, 36:35)

Pelajaran kesukaan Karim adalah Ilmu Pasti. Tiba-tiba, sebuah percobaan yang mereka lakukan di sekolah terlintas ke dalam benaknya. Dia berpaling kepada kakeknya dan berkata: “Kakek, kami melakukan percobaan di sekolah suatu hari. Guru kami memberikan pekerjaan rumah untuk dikerjakan. Kami meletakkan sebutir kacang di dalam sehelai kapas, menempatkannya di tempat terang dan memberikan air untuk beberapa hari. Tebak apa yang terjadi!”

Kakek Hassan tersenyum lagi: “Kacang tersebut mengeluarkan tunas, kan? Mari kita pikirkan itu. Itu menunjukkan kepadamu kejadian alam yang paling mendasar; yang sebenarnya adalah sebuah keajaiban. Kamu pernah melihat seekor kelinci ditarik keluar dari sebuah topi kosong dalam pertunjukan sulap, kan?; hal itu hampir sama dengan tumbuhan yang bertunas dalam sehelai kapas atau dalam tanah. Dalam pertunjukan sulap, bagaimanapun, mata kita ditipu, namun tumbuhan yang muncul dari sebuah benih kecil tidaklah menipu siapa pun. Dengan keajaiban semacam ini, Allah, Yang Mahatahu, membuat tumbuhan dari benih kecil dan menunjukkan kepada kita dengan jelas bahwa tidak ada makhluk hidup yang ada karena ketidaksengajaan. Mereka yang berkata bahwa makhluk hidup muncul ke dalam kehidupan berdasarkan ketidaksengajaan adalah menipu diri mereka sendiri, bukan begitu, Karim?”

“Ya, Kakek,” Karim setuju dengan gembira.

Kakek Hassan melanjutkan: “Bagian dari tumbuhan yang bertunas dari benih yang kecil menghujam ke dalam tanah dan bagian lain tumbuh ke atas. Tanah cukup keras dan terkemas dengan ketat dan sangat sulit untuk tumbuh ke dua arah. Tunas benih kecil ini tidak memiliki kecerdasan dan kesadaran seperti kita, jadi sungguh merupakan keajaiban bagaimana benih tersebut melakukannya.”

“Coba pikirkan apa yang terjadi bila kita menaruh benih di dalam tanah namun tidak bertunas,” tangis Karim.

“Maka kita semua akan mengalami masalah besar dalam mencari makanan untuk dimakan. Dan jika manusia dan binatang tidak dapat menemukan sesuatu untuk dimakan, mereka perlahan-lahan akan mati.”

Kakek Hassan menganggukkan kepala: “Allah memperingatkan kita dalam Al Qur'an, Karim:

Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam. Kamukah yang menumbuhkannya atau Kamikah yang menumbuhkannya? Kalau Kami kehendaki, benar-benar Kami jadikan dia hancur dan kering, maka jadilah kamu heran dan tercengang. (QS. al-Waaqi’ah, 56:63-65).”

Saat mereka berjalan, Karim mulai memikirkan apa yang kakeknya telah sampaikan kepadanya. Dia menceritakan kakeknya apa yang sedang dia pikirkan: “Tumbuhan sangat penting untuk kelangsungan hidup kita, Kakek. Tumbuhan dapat membersihkan udara yang kita hirup, tumbuhan memberikan kita makanan dan tenaga, tumbuhan menyediakan buah-buahan dan sayuran yang lezat untuk kita dan membuat semua tempat menjadi indah. Coba lihat. Lihatlah berapa banyak pohon, bunga, buah dan padi-padian yang berbeda!”


“Terdapat nikmat lain yang kamu lupakan,” kata kakeknya. “Nikmat itu datang dari tumbuhan, dan Allah berfirman kepada kita dalam Al Qur'an:

Yaitu Tuhan yang menjadikan untukmu api dari kayu yang hijau, maka tiba-tiba kamu nyalakan (api) dari kayu itu". (QS. Ya Sin, 36:80)

“Benar, bagaimana Karim dapat lupa?” tanya Karim. “Kita membakar kayu dari pepohonan untuk menghangatkan tubuh. Bahan mentah untuk buku, buku tulis, surat kabar dan semua jensi kertas berasal dari pohon; seperti halnya juga korek api untuk membuat api, kursi berlengan yang kita duduki, meja kita, pintu, jendela…”

Kakek Hassan setuju sepenuhnya: “Terlepas dari kegunaan tumbuhan, tumbuhan juga memiliki sifat lain. Pohon Pinus yang tumbuh di Amerika tengah dan selatan menarik dan menyediakan makanan yang cocok bagi ulat hijau dan hitam dan kupu-kupu merah. Serangga ini bertelur di pohon pinus sehingga pada saat menetas, serangga dari telur-telur tersebut akan memiliki makanan yang enak untuk dimakan. Namun hal yang penting adalah: sebelum serangga bertelur di pinus, Kupu-kupu memeriksa daunnya. Bila ada serangga lain yang bertelur di sanan, kupu-kupu tahu bahwa akan sulit bagi dua keluarga serangga untuk mencari makan dari daun-daun pada pohon yang sama, jadi Kupu-kupu tersebut memutuskan untuk meninggalkan tumbuhan itu dan mencari daun pohon mana yang masih tersedia.

Pohon pinus membentuk tonjolan hijau pada permukaan daunnya. Dan beberapa jenisnya menghasilkan bintik-bintik yang menyerupai telur kupu-kupu di bawah daunnya pada titik di mana cabang-cabang bertemu. Saat ulat dan kupu-kupu melihat ini, ulat dan kupu-kupu berpikir bahwa serangga lain telah lebih dahulu bertelur di daun tersebut. Ulat dan kupu-kupu tidak bertelur di pohon itu, tetapi pergi mencari pohon yang lain.”

“Sistem pertahanan yang luar biasa!” kata Karim, terkesan.

“Ya, Karim,” Kakek Hassan mengambil kesimpulan: “Allah-lah dengan pengetahuan-Nya yang tertinggi Yang telah mengajarkan pohon ini bagaimana melindungi dirinya. Jangan pernah lupakan itu, ya?”



Sumber : Cerita Untuk Anak Cerdas

CERITA DAN DONGENG

~ SEMUT DAN BELALANG ~

Pada siang hari di akhir musim gugur, satu keluarga semut yang telah bekerja keras sepanjang musim panas untuk mengumpulkan makanan, mengeringkan butiran-butiran gandum yang telah mereka kumpulkan selama musim panas. Saat itu seekor belalang yang kelaparan, dengan sebuah biola di tangannya datang dan memohon dengan sangat agar keluarga semut itu memberikan sedikit makan untuk dirinya.

"Apa!" teriak sang Semut dengan terkejut, "tidakkah kamu telah mengumpulkan dan menyiapkan makanan untuk musim dingin yang akan datang ini? Selama ini apa saja yang kamu lakukan sepanjang musim panas?"

"Saya tidak mempunyai waktu untuk mengumpulkan makanan," keluh sang Belalang; "Saya sangat sibuk membuat lagu, dan sebelum saya sadari, musim panas pun telah berlalu."

Semut tersebut kemudian mengangkat bahunya karena merasa gusar.

"Membuat lagu katamu ya?" kata sang Semut, "Baiklah, sekarang setelah lagu tersebut telah kamu selesaikan pada musim panas, sekarang saatnya kamu menari!" Kemudian semut-semut tersebut membalikkan badan dan melanjutkan pekerjaan mereka tanpa memperdulikan sang Belalang lagi.


*Pesan : Ada saatnya untuk bekerja dan ada saatnya untuk bermain.

=============================================================

~KELEDAI DAN GARAM MUATANNYA ~

Seorang pedagang, menuntun keledainya untuk melewati sebuah sungai yang dangkal. Selama ini mereka telah melalui sungai tersebut tanpa pernah mengalami satu pun kecelakaan, tetapi kali ini, keledainya tergelincir dan jatuh ketika mereka berada tepat di tengah-tengah sungai tersebut. Ketika pedagang tersebut akhirnya berhasil membawa keledainya beserta muatannya ke pinggir sungai dengan selamat, kebanyakan dari garam yang dimuat oleh keledai telah meleleh dan larut ke dalam air sungai. Gembira karena merasakan muatannya telah berkurang sehingga beban yang dibawa menjadi lebih ringan, sang Keledai merasa sangat gembira ketika mereka melanjutkan perjalanan mereka.

Pada hari berikutnya, sang Pedagang kembali membawa muatan garam. Sang Keledai yang mengingat pengalamannya kemarin saat tergelincir di tengah sungai itu, dengan sengaja membiarkan dirinya tergelincir jatuh ke dalam air, dan akhirnya dia bisa mengurangi bebannya kembali dengan cara itu.

Pedagang yang merasa marah, kemudian membawa keledainya tersebut kembali ke pasar, dimana keledai tersebut di muati dengan keranjang-keranjang yang sangat besar dan berisikan spons. Ketika mereka kembali tiba di tengah sungai, sang keledai kembali dengan sengaja menjatuhkan diri, tetapi pada saat pedagang tersebut membawanya ke pinggir sungai, sang keledai menjadi sangat tidak nyaman karena harus dengan terpaksa menyeret dirinya pulang kerumah dengan beban yang sepuluh kali lipat lebih berat dari sebelumnya akibat spons yang dimuatnya menyerap air sungai.


* Pesan : Cara yang sama tidak cocok digunakan untuk segala situasi.


Sumber : www.ceritakecil.com

====================================================================

blogger templates 3 columns | Make Money Online